HUBUNGAN ANTARA SELF MANAGEMENT DAN EMOTIONAL INTELLIGENCE

Rabu, 09 April 2014


Membahas tentang management, itu sangat luas sekali topic bahasannya.  Mulai dari manajemen keuangan, manajemen keluarga, manajemen bisnis, manajemen pendidikan, manajemen diri sendiri dan banyak hal mengenai manajemen.  Pada bahasan kali ini, saya akan membahas mengenai manajemen yang memiliki ruang lingkup kecil, yaitu manajemen diri (self management).
Segala aktivitas kita di dunia, pasti tidak lepas dari bagaimana kita dalam memanage diri.  Kita ketahui bahwa, kesuksesan tidak datang dari siapapun melainkan dari diri sendiri.  Bahkan Alloh pun telah menjelaskan dalam Alquranulkariim “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka” (Q.S. Ar-Ra’d: 11).
Dari ayat tersebut sudah sangat jelas sekali, bahwa Alloh akan mengubah nasib ketika kita berusaha maksimal untuk mewujudkan yang menjadi harapan kita.  Berusaha mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan RidhoNYA.  Kembali ke topic bahasan awal, semua apa yang dapat menjadikan kita sukses tidak lepas dari usaha yang kita lakukan.
Dalam tulisan sederhana ini, saya berusaha untuk menyampaikan manajemen dalam ruang lingkup yang terkecil yakni self management (manajemen diri) yang berhubungan dengan emotional intelligence (kecerdasan emosi) dalam hal apapun.  Korelasional tersebut pasti sangat mempengaruhi dalam pembawaan diri, bagaimana mengatur penampilan diri, hubungan dengan orang lain, mengatur emosi dan tutur kata, dan dalam mengatur waktu serta keuangan.
Self Management bagi seorang muslim pasti harus berlandaskan pada aturan yang sudah Alloh tetapkan yaitu yang tertuang dalam Alquran dan Alhadits.  Hal tersebut sekaligus menjadi bukti bahwa aturan dalam islam itu bersifat kaffah (sempurna) sehingga setiap aktivitas kaum muslim tidak lepas dari aturan-NYA.
1.      Manajemen Penampilan Diri
Berikut terdapat beberapa hadits yang menjelaskan mengenai penampilan diri:
a.       Sesungguhnya Alloh itu indah dan senang dengan keindahan.  Bila seseorang diantara kamu (bermaksud) menemui kawan-kawannya hendaklah dia merapikan dirinya. (HR Muslim)
b.      Siapa yang mengenakan pakaian, hendaklah kenakan yang bersih. (HR Ath-Thahawi)
c.       Allah tidak akan melihat pada seseorang yang menyeret-nyeret bajunya secara berlebihan (karena sombong) (HR. Muttafaq ‘Alaih).
d.      Janganlah seseorang diantara kalian berjalan dengan hanya memakai sandal sebelah, pakailah keduanya, atau tanggalkan keduanya (HR. Muttafaq ‘Alaih)
e.       Apabila kamu memelihara rambut, hendaklah dimuliakan (disisir, dirapihkan agar tidak acak-acakan) (HR Abu Dawud dan Ath Thahawi)
Islam mengatur agar penampilan kita tidak berlebihan dan tidak menimbulkan kesombongan, serta mengatur agar berpenampilan rapi, bersih, dan pantas.
2.      Manajemen Interaksi dengan Orang Lain
Mengatur hubungan dengan orang lain akan   menjadi kunci dalam kehidupan kita, karena sebagaimana yang kita pahami bahwa kita tidak mungkin menjalin hidup sendirian, pasti dibutuhkan komunikasi dan interaksi dengan orang lain.  Berikut penjelasan hadits mengenai bagaimana kita harus berinteraksi dengan orang lain:
a.       Jangan meremehkan sedikitpun (enggan melakukan) perbuatan ma’ruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan wajah yang ceria. (HR Muslim)
b.      Abu hurairah ra berkata, sesungguhnya Rasulullah tidak pernah berbicara dengan seseorang melainkan beliau menghadapkan wajahnya pada wajah teman bicaranya dan Rasulullah tidak berpaling darinya sebelum selesai berbicara. (HR Ath-Thabrani)
c.       Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam: apabila engkau bertemu dengannnya ucapkanlah salam, apabila dia mengundangmu maka hadirilah, apabila dia meminta nasehatmu maka nasihatilah dia, apabila dia bersin maka do’akanlah dia, apabila dia sakit maka tengoklah, apabila dia meninggal maka antarkanlah.(HR Muslim)
d.      Sebarkanlah salam diantara kalian (HR Muslim)
Hadits-hadits di atas memberikan petunjuk kepada kita bahwa hubungan kita dengan orang lain harus dilandasi dengan itikad untuk saling memberi kebaikan, sehingga orang akan merasa nyaman ketika berhubungan dengan kita. Berwajah ceria dan menghadapkan wajah kepada lawan bicara merupakan salah satu etika dasar dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dari hadits di atas terbersit pula kewajiban ketika berinteraksi dengan orang lain yaitu untuk saling memperhatikan satu sama lainnya baik ketika sehat maupun sakit, bahkan sampai meninggal sekalipun, masih terdapat hak dari orang yang hidup kepadanya.

3.      Manajemen Emosi, Tutur Kata dan Tingkah Laku
Tuntunan Islam dalam mengatur tingkah laku kita tercermin dalam beberapa hadits berikut:
a.       Seseorang (baru benar-benar dikatakan) muslim adalah (manakala) muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. (HR Bukhari-Muslim)
b.      Barang siapa membanggakan diri sendiri, dan berjalan dengan angkuh, maka dia menghadap Allah sementara Allah murka kepadanya. (HR Ahmad)
c.       Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya (hal itu) akan menghapusnya. Dan bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang luhur. (HR Attirmidzi)
d.      Orang kuat itu bukanlah pegulat, tetapi yang bisa menahan dirinya ketika marah (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Sebagai seorang muslim kita harus mampu mengatur emosi, tutur kata, dan tingkah laku diantaranya dengan cara: setiap kata yang kita ucapkan harus dihindarkan dari perkataan dusta atau bohong apalagi fitnah; tidak diperbolehkan untuk membangga-banggakan diri sendiri akan tetapi harus senantiasa bermuhasabah untuk mengetahui kekurangan-kekurangan diri; tidak mengumbar emosi/amarah tetapi diusahakan untuk diredam. Dalam hadits lain Rasululloh menganjurkan kita jika sedang marah dianjurkan untuk duduk, apabila masih marah maka kita dianjurkan untuk berbaring dan jika masih tetap marah, maka kita dianjurkan untuk berwudhu agar rasa marah bisa reda; sekalipun emosi kita sudah memuncak jikalau harus memukul, kita dilarang untuk memukul bagian muka karena muka menggambarkan kehormatan seseorang sehingga dengan demikian kalaupun emosi kita dikeluarkan kita masih bisa menjaga kehormatan diri kita dan orang lain.
4.      Manajemen Waktu
Sebagaimana Allah Swt telah mewanti-wanti kita di dalam surah al-Ashr, bahwa pada hakekatnya kita berada pada kerugian, yakni bagi orang-orang yang tidak mampu mengatur waktu dan melewatkan waktu tanpa digunakan untuk beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Rasulullah pernah menyebutkan tiga hal yang tidak bisa ditarik kembali yakni : anak panah yang telah melesat dari panahnya, perkataan yang telah diucapkan, dan waktu yang telah dilewati. Oleh karena itu setiap muslim wajib mengatur waktunya sedemikian rupa agar setiap detik yang dilewatinya bisa berbuah pahala amal kebaikan bagi dirinya.
Membuat komitmen untuk mengontrol waktu merupakan langkah pertama bagi manajemen waktu yang sukses. Manajemen waktu secara tertulis tidak hanya membuat rencana lebih efektif, namun juga akan memperdalam komitmen terhadap tujuan. Berikut beberapa tips dalam mengatur waktu:
1.      Gunakan Pensil
Penggunaan pensil akan menolong kita untuk tetap fleksibel saat kita merencanakan waktu kita.  Hidup bisa jadi tak terprediksi dan pensil pun merupakan alat  yang tidak rewel untuk mengubah-ubah.  Dengan kata lain, alat sederhana ini membantu kita lebih mampu mengendalikan rencana-rencana kita.
2.      Gunakan Kalender
Sebuah kalender memberi kita pandangan ke depan yang luas dari seluruh komitmen kita, yaitu untuk belajar, dakwah, keluarga, pribadi, komunitas dan social.   Masukkan janji baru, kejadian, pertemuan, deadline suatu pekerjaan, juga tanggal ketika kita merencanakan untuk memulai sesuatu yang baik.  Untuk menghindari terlalu banyak penjadwalan, pastikan kalender kita siap diakses setiap waktu – ketika di sekolah, di rumah, dan ketika dalam perjalanan.
3.      Rencana Aktivitas Mingguan
Meluangkan waktu seminggu sekali untuk menjadwalkan janji, komitmen belajar, tugas, dakwah, waktu pribadi, waktu keluarga, dan lainnya dalam perencanaan satu minggu ke depan.  Jika perlu gunakan stabilo jika ada acara mendadak.  Jadwal yang tertulis terlihat jelas.
4.      Buat Daftar Kerja Harian
Sebuah daftar kerja bisa jadi sangat bernilai untuk menolong kita mengendalikan waktu.  Tentu di samping sebuah kalender, sebuah daftar kerja memberi kita pandangan sekilas terhadap apa saja yang kita butuhkan.
Manfaat daftar kerja ini adalah:
·         Meminimalisir kebingungan karena adanya pengkategorian prioritas kegiatan serta jelasnya tujuan akhir
·         Meningkatkan kemampuan kita dalam mengingat
·         Membantu kita dalam memprioritaskan aktivitas
·         Mengerjakan aktivitas dalam suatu hari tanpa sebuah daftar kerja dapat membuat pekerjaan tanpa arahan yang jelas.
Sedangkan teori tentang kecerdasan emosi (emotional intelligence) pertama kali dikembangkan pada tahun 1980-an oleh beberapa psikolog dari Amerika Serikat yaitu Howard Gardner, Peter Salovev, dan John Mayer dan menjadi terkenal saat Daniel Goleman, psikolog dari Harvard University, dalam bukunya  Emotional Intelligence tahun 1995.
Emotional Intelligence dapat dikembangkan sejak usia dini, konon anak yang punya EQ tinggi memiliki kepribadian yang disukai oleh orang lain, lebih mudah bergaul dan lebih sehat jasmaninya karena dapat mengontrol emosi dengan baik.
Berikut kutipan dari Goleman, terdapat 5 wilayah Emotional Intelligence yaitu:
1.      Kemampuan mengenali Emosi Diri
Kita dapat mengenal perasaan sendiri sewaktu emosi itu muncul. Seseorang yang mampu mengenali emosinya akan memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan yang muncul seperti senang, bahagia, sedih, marah, benci.
2.      Kemampuan Mengelola Emosi
Kita dapat mengendalikan perasaan sehingga emosi tidak meledak-ledak yang akibatnya memengaruhi perilaku yang berujung pada kesalahan.  Meski sedang marah, orang yang mampu mengelola emosi dengan baik akan dapat mengendalikan kemarahannya dengan baik, tidak teriak-teriak atau bicara kasar.
3.      Kemampuan Memotivasi Diri
Kita dapat memberikan semangat pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat sehingga memiliki harapan dan optimism yang tinggi dan memiliki semangat untuk melakukan aktivitas.
4.      Kemampuan mengenali Emosi Orang Lain
Kita dapat mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain merasa senang dan dimengerti perasaannya.  Kemampuan ini sering juga disebut sebagai kemampuan ber-empati.  Orang yang memiliki empati cenderung disukai orang lain.
5.      Kemampuan Membina Hubungan
Kita sanggup mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan social yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang lebih luas.  Seseorang dengan kemampuan ini cenderung memiliki banyak teman, pandai bergaul dan populer.
Secara rasional, jika kita sudah memiliki Emotional Intelligence yang baik pasti akan berkaitan dengan Self Management yang baik pula.  Kecerdasan emosional mencerminkan bagaimana pengetahuan diaplikasikan dan kembangkan sepanjang hidup seseorang.  Seseorang yang baik  adalah yang mempunyai kecerdasan emosional yang mampu memahami dampak perilaku personal terhadap orang-orang yang ada di sekitar.













0 komentar: