Menyikapi Musibah dengan Tabah dan Lebih Bijak.
Episode kehidupan manusia kadang berada diatas dan terkadang berada dibawah. Kadang merasakan kebahagiaan dan seringkali pula sering merasakan kesedihan karena ditimpa suatu musibah. Kita hidup di dunia tidak mungkin kosong dari ujian atau cobaan yag diberlakukan oleh Sang Rabb. Ujian tidak hanya berupa musibah, kesenangan pun juga termasuk ujian hidup.
Ketika diberikan NYA ujian yang berupa musibah, kita seringkali merasa sangat bersedih dan sangat kehilangan. Hal itu berbanding terbalik ketika kita diuji dengan kesenangan atau rezeki yang berlimpah. kita seringkali lupa terhadap Rabb kita dan merasa bahwa hal itu bukanlah suatu ujian. Padahal jika kita memahami hakikat takdir kehidupan, maka kita tidak berkuasa apapun atas apa yang menimpa diri kita. Kita bukanlah pemilik sejati atas apa yang kita miliki.
Oleh sebab itu Allah 1 telah menegaskan di dalam firmanNYA “…..kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S. An-Nisa’ [4]:19).
”….Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:216).
“Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (A.S. Al-baqarah:155).
Allah begitu dekat dengan kita, jika kita sadar akan hal itu. Dialah yang mengatur semuanya, kesehatan, jalan hidup, karier, jodoh, rejeki dan lain sebagainya.
Kadangkala kita sudah merencanakan sesuatu dengan sabaik mungkin, namun ketika apa yang sudah kita rencanakan tersebut ternyata tidak terwujud. Allah lah Yang Maha Berkendak. Dan terkadang kita berpikir, itu lah yang terbaik untuk kita, ternyata belum terbaik dimata Allah, Sang Rabb. Dan apa yang menurut kita itu tidak baik, ternyata terbaik dimata Allah.
Sebetulnya perlu juga aku dan kita semua sadari, ternyata sebaik baik kita adalah baik semua dimata Allah, tergantung kita menyikapi hal tersebut.
Mau dibawa kemana kah semua anugrah dan pemberian Allah itu. Dalam kebaikan kah, atau keburukan, bersyukur kah, atau sombong. Itulah perangai yang sebetulnya ada dalam diri kita.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ternyata semua itu adalah ujian, senang-susah, miskin-kaya, besar-kecil dan lain sebagainya.
Sesungguhnya Allah penuh kasih sayang kepada kita, memberikan apa yang terbaik bagi kita, yaacchh walaupun itu tidak seperti yang kita harapakan dan kita inginkan. Dialah yang tidak pernah membiarkan hambaNYA menangis, karena kasih sayang NYA begitu besar. Tapi seringkali kita mengabaikan hal tersebut. Ketika jalan yang kita tapaki tidak bisa terlewati, maka pastilah jalan lain yang Allah pilihkan kepada kita itu adalah yang lebih mulia.
Yang jelas, kita musti ikhlas dengan apapun yang terjadi. Ikhlas itulah bukan hal yang mudah untuk kita lakukan, tetapi alangkah baiknya jika kita selalu belajar untuk melakukannya.
Mungkin sedikit ini bisa menggugah hati kita, bahwa sesungguhnya Allah itu tidak akan menjadikan kita sebagai umat yang tidak baik. Tetap besyukur, berdoa, dan ikhtiar.
Semoga aku dan kita semua bisa menjadi lebih baik, sebaik-baik umat Allah.
Dikutip dari Buku Ridho dengan Takdir Allah
0 komentar:
Posting Komentar