Alhamdulillahi Rabbil’aalamiin. Selesai juga aktivitasku hari ini. Mencoba untuk mengakhiri dengan menggerakkan jari jari yang kebetulan tidak begitu capek, walau terasa sangat berat mata melek, badan pegel, serta otak lelah karena musti mikir seharian. Namun demikian, tetap ku usahakan untuk meluangkan waktu menulis beberapa kata untuk mengakhiri aktivitas hari ini dan berharap menjadi motivasi aktivitas esok hari, lusa, dan seterusnya.
Berawal dari kebersamaan, gotong royong, dan saling menolong. Itulah kebiasaan yang seringkali terlihat dan dilakukan oleh sekelompok orang yang tinggal di sekitar rumahku. Saling menyumbang tenaga untuk kegiatan yang tidak rutin dan sangat GD diselenggarakan, mereka tidak pamrih. Saling membantu demi suksesnya acara, mereka pun senang melakukannya. Saling memberi saran dan ide/gagasan yang menarik demi lancarnya acara, mereka pun bangga. Saling memaki ketika tidak sesuai dengan keinginan individu masing-masing, mereka pun mau untuk saling memaafkan.
Hmmm, begitulah suasana hidup kelompok yang ada di sekitar rumahku. Tak heran ketika salah satu tetangga punya hajatan, tanpa dikomando pun mereka langsung sirgap. Betapa senangnya hidup dilingkungan orang orang yang mau mengerti, memahami, saling menolong, saling menasehati, dll ( Eits, bagi mereka yang begitu, yang tidak yaaaa kurang tau.....hihiiihhii).
Ketika aktivitas kehidupan tersebut disamakan dengan aktivitas kehidupan kelompok orang lain, bisa jadi sama bahkan malah tidak hampir sama dengan ( aktivitas = aktivitas, atau bahkan aktivitas <>=, red).
Bagi yang sama, yaaa mungkin mereka selalu bersyukur karena di dekatkan dengan kelompok yang bisa mengerti,namun bagi yang tidak kemungkinan besar harus diteliti dan segera bertindak, Hmmm kenapa bisa jadi ????
Terkadang ketika kita berada dilingkungan, yang mana di lingkungan tersebut tidak sesuai yang kita harapkan, kita bisa mengambil 2 (dua) tindakan: yaitu pertama kita masuk ke dalam lingkungan tersebut dan mengubah tatanan/sistem yang ada dilingkungan tersebut (lingkungan tidak bisa menerima keberadaan kita/kedatangan kita dilingkungan tersebut tidak diterima), apabila tidak berhasil kedua kita menghindar dan keluar dari lingkungan tersebut, karena menurut kita tatanan/sistem yang ada dilingkungan tersebut tidak sesuai dengan kita (kita tidak bisa menerima keberadaan lingkungan ).
Naaa, terkadang kita seringkali memaksakan untuk masuk ke dalam suatu lingkungan baru yang mana kita dapat mengubah tatanan yang ada supaya bisa lebih lancar untuk menggapai cita cita dari lingkungan tersebut, tanpa memikirkan kondisi dan kebiasaan dari lingkungan itu sendiri. Hal ini yang sangat dinilai kurang efektif dan efisien untuk membangun suatu kebiasaan aktivitas kelompok. Terlalu sulit memasukkan hal-hal baru di dalam lingkungan yang sudah terbiasa dengan kebiasaan lama. Kalau kebiasaan lamanya buruk dan dimasukkan dengan hal baru yang sangat baik dan membangun sih aku pikir bisa dinalar dapat diterima, Lha kalau kebiasaan lama nya baik dan di masukkan dengan hal baru yang buruk, apa ya iya kelompok tersebut mau menerima???
Hubungan dari kebiasaan baik dan kebiasaan buruk disuatu kelompok, itu sangat mempengaruhi aktivitas antar individu dalam kelompok tersebut. Bisa jadi aktivitas tersebut sangat dipengaruhi oleh kedekatan individu yang berbuat baik dan buruk. Kadangkala ketika kita berbuat baik, maka secara otomatis aktivitas yang sering dilakukan berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan, sedangkan sebaliknya. Mengapa demikian???
Karena menurut salah satu buku yang pernah saya baca dan lupa judulnya, kedekatan seseorang sangat lah mempengaruhi bagaimana tingakah laku seseorang tersebut dalam kelompok. Jika hubungan antar personal baik, maka aktivitas yang dilakukan juga baik, dan apabila hubungan seseorang dengan yang lain itu buruk, maka aktivitas yang akan dilakukan secara bersama juga tidak lancar (terhambat, red).
Dapat disimpulkan bahwa: tidak selamanya manusia itu baik, dan tidak selamanya manusia itu buruk. Kita bisa jadi baik dan buruk tergantung niat dan perbuatan yang akan kita lakukan. Baik dimata kita, belum tentu baik dimata orang lain, begitu juga ketika buruk dimata kita tidak tentu buruk dimata orang lain. Bisa jadi baik dimata kita dan ternyata buruk menurut pandangan orang lain, dan seterusnya.
The last words, Manusia yang baik adalah manusia yang bisa bermanfaat buat orang lain. Maukah kalian menjadi manusia baik??????
Jangan bimbang dan katakan “MAU”. So, let’s action to do the best.
Ditulis di gubuk mungil pinggir sawah, Sabtu malam pukul 23:25 WIB, 03/07/2010
0 komentar:
Posting Komentar