KOMUNIKASI

Minggu, 25 Oktober 2009 | 0 komentar




A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi biasa disebut perhubungan atau tatahubungan. Tatahubungan ini menyangkut hubungan antar Negara, antar organisasi, antara orang dengan organisasi atau hubungan antara seseorang dengan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi dapat diartikan kedalam beberapa pengertian, dan dapat dirumuskan sebagai berikut:

• Komunikasi itu merupakan proses penyampaian berita;
• Pernyampaian berita tersebut melalui suatu sarana atau lambang;
• Penyampaian berita itu bertujuan untuk mendapatkan saling pengertian.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Komunikasi yaitu Penyampaian pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang dan penyampaian tersebut merupakan suatu proses. Dengan demikian maka Komunikasi adalah suatu proses mencakup penyampaian dan penyalinan yang cermat dari ide-ide dengan maksud untuk menimbulkan tindakan-tindakan yang akan mencapai tujuan secara efektif.

B. Komponen Komunikasi

“Komponen” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “urusan”, artinya bagian yang berperan. Jadi komponen komunikasi adalah unsure atau bagian yang berperan dalam proses komunikasi. Komponen komunikasi yaitu:

1. Komunikator adalah Sumber Pengirim Berita;
2. Enkode yaitu Proses Pengantar Pesan;
3. Message (Pesan atau Berita) atau ide yang disampaikan;
4. Dekode yaitu Proses Penerimaan Pesan;
5. Komunikan (Communicatte) yaitu oran gyang menerima berita yang ditafsirkan melalui pendengaran, penglihatan;
6. Tanggapan atau Respon/Feed back.


C. Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan Komunikasi

1. Dilihat dari Komunikator (Pemberi Pesan)

• Kepandaian mengirim berita Komunikator

Komunikator yang menguasai teknik bicara dan menulis surat memilih symbol atau lambang yang tepat, cakap membangkitkan minat pendengar, pembaca dan dapat memberikan keterangan-keterangan secara sistimatis serta mudah ditangkap.

• Sikap Komunikator

Sikap tegas akan menyebabkan pendengar percaya dan sikap ini harus bersumber pada hubungan kemanusiaan (human relation). Makin baik hubungan kemanusiaannya makin lancar pula komunikasinya.

• Pengetahuan Komunikator

Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian dan mudah menemukan contoh-contoh, sehingga komunikasi akan lebih berhasil.

• Sistem Sosial Komunikator

Dalam hal ini ada 2 macam system social, yaitu system social yang bersifat formal (dalam organisasi) dan system social non formal (susunan masyarakat biasa). Dalam organisasi si pembicara akan dipengaruhi oleh kedudukannya dalam organisasi tersebut. Sedangkan dalam masyarakat pembicara harus menyesuaikan sifat-sifat yang ada dalam masyarakat tersebut.

• Keadaan Lahiriah Komunikator

Terutama dalam komukasi lisan, suara yang mantap, ucapan yang jelas, lagak lagu yang baik serta gerakan/gerak-gerik tangan yang sehat dapat mendukung pembicaraan. Tetapi gigi yang ompong pasti akan mengganggu pembicaraan.

2. Dilihat dari Komunikan (Penerima Pesan)

• Kecakapan Berkomunikasi Komunikan

Terutama pada kecakapan membaca dan mendengar. Walaupun komunikator memenuhi persyaratan, jika komunikan kurang cakap mendengarkan dan membaca, maka hasil komunikasi kurang murni.

• Sikap Komunikan

Kadang-kadang komunikan, telah curiga terhadap pembicara atau kadang-kadang bersikap apriori dan sebagainya akan menyebabkan hasil komunikasi kurang murni.

• Pengetahuan Komunikan

Dengan pengetahuan yang luas pendengar akan cepat menangkap isi pembicaraan, karena ia mudah menafsirkan maksud dari pembicaraan.

• Sistem Sosial

Seorang penerima pesan harus memahami apa dan siapa pembicara atau komunikator itu. Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan pembicara dengan kata lain komunikan harus dapat menyesuaikan diri terhadap system social pembicara.

• Keadaan Lahiriah Komunikan

Pendengaran, penglihatan dan indra lain harus sempurna. Indra yang tidak sempurna akan menyebabkan tanggapan yang kurang jelas. Oleh karena itu agar komunikasi dapat lancara indera kita harus baik.








D. Faktor Penghambat Komunikasi

1. Kecakapan yang kurang baik

Kurang cakap berbicara, kurang cakap mendengarkan merupakan hambatan atau rentangan dalam komunikasi. Umumnya kegiatan-kegiatan tersebut telah dapat kita laksanakan, tetapi yang dapat melakukannya dengan baik dan efektif belum banyak. Untuk mengatasi hal ini tidak ada jalan lain kecuali belajar dan berlatih.

2. Sikap kurang tepat

Sikap kurang tepat dapat merintangi komunikasi. Untuk dapat mengatasi hal ini perlu memperdalam hubungan kemanusiaan dan mempelajari etiket. Dalam sikap ini yang diperlukan adalah sikap simpatik, muka manis, tidak sombong, rendah hati tetapi cukup tegas.

3. Pegnetahuan kurang

Pengetahuan ini dapat menyangkut komunikator dan komunikan. Jika pengetahuan komunikator atau komunikan luas, maka dalam penyajiannya harus berusaha menyesuaikan pembicaraannya dengan para komunikator dan komunikan menggunakan contonh-contoh konkrit dan cerita-cerita yang dapat diambil hikmahnya.

4. Kurang memahami system social

Jika komunikator kurang memahami system social maka pembicaraan tidak tepat. Demikian pula si pendengar/komunikan jika kurang memahami si komunikator tidak akan bisa menangkap dengan cepat dan tepat isi pembicaraan.

5. Sakwasangka (Prejudice) yang tidak mendasar

Bagi masyarakat yang kurang terpelajar akan mudah timbul prasangka yang tidak mendasar pada pikiran yang sehat. Kadang-kadang prasangka itu tidak benar dan bersifat negative. Demi kelancaran komunikasi sifat-sifat seperti itu harus dihilangkan, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan yang tidak beralasan.
6. Kesalahan Bahasa

Sering terjadi penafsiran yang keliru disebabkan oleh perbedaan arti dari suatu istilah. Kesalahan semacam ini disebut kesalah semantic.

7. Jarak komunikator dan komunikan

Komunikasi dapat menjadi tidak lancar karena jarak antara komunikator dengan komunikan.

8. Indera yang rusak

Komunikasi menjadi tidak lancara karena indera yang rusak. Misalnya telinga atau mata yang sudah tidak sehat.

9. Komunikasi yang berlebihan

Kadang-kadang komunikasi tidak lancara karena terlalu banyak penjelasan sehingga mengaburkan isi atau maksud komunikasi yang sebenarnya.

10. Komunikasi satu arah

Pendengar tidak diberi kesempatan untuk menanyakan atau menyampaikan saran-saran, sehingga apa yang ia terima tidak jelas. Hal ini akan menimbulkan penafsiran yang tidak tepat.



E. Lambang

1) Pengertian

Lambang komunikasi adalah suatu proses penyampaian atau satu pengoperan lambang-lambang, misalnya seseorang (komunikator) mengoperkan lambang-lambang yang mengandung pengertian tertentu kepada orang lain (komunikator). Lambang yang mengandung pengertian tersebut disebut message atau pesan.
Pada umunya lambang yang digunakan dalam komunikasi adalah bahasa baik secara lisan maupun secara tertulis.
Bahasa lisan maupun tertulis yang pengertiannya tidak perlu ditafsirkan kembali disebut verbal, sedangkan lambang-lambang yang perlu ditafsirkan pengertiannya disebut Non verbal.

2) Guna Lambang dalam Komunikasi

Merupakan alat untuk mempengaruhi komunikasi atau komunikan agar benar-benar menjadi sepaham dengan komunikator.

3) Komunikasi yang Berhasil Ditinjau dari Pengoperan Lambang

Apabila komunikasi yang dimaksud itu untuk memberikan penerangan, maka pihka penerima (komunikan) harus benar-benar merasa jelas. Oleh karena itu, pengoperan lambang dalam komunikasi harus ada kesamaan paham antara pihak komunikator dengan komunikan.
Menurut Walber Schran yakni kondisi yang harus diperhatikan jika message ingin membangkitkan tanggapan yang dikehendaki agar komunikasi agar komunikasi itu sukses. Kondisi tersebut ialah:

• Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian terhadap sasaran yang dimaksud.
• Pesan harus menggunakan lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama dimengerti.
• Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan bagaimana memperolehnya.
• Pesan harus menyarankan jalan untuk memperoleh kebutuhan tersebut sesuai dengan kelompok dimana komunikan berbeda.





4) Jenis Lambang

Jenis lambang dapat dibedakan menjadi:

 Lambang Gerak
Yaitu lambang yang menggunakan gerakan anggota badan. Misalnya dengan anggukan kepala tanda setuju, tangan menggapai tanda untuk memanggil seseorang, mata membelalak tanda marah, dsb.
 Lambang Suara (Audio)
Yaitu lambang yang dapat diterima melalui pendengaran (telinga), seperti radio, rekaman, telepon, lonceng, menangis, berteriak, dsb.
 Lambang Warna
Yaitu lambang yang menggunakan warna-warna tertentu, misalnya lampu lalu lintas merah tanda berhenti, hijau tanda jalan, dsb.
 Lambang Bahasa
Yaitu lambang yang digunakan untuk berkomunikasi dengan bahasa baik secara lisan maupun tertulis.
 Lambang Gambar
Yaitu lambang yang menggunakan gambar-gambar, misalnya iklan yang disertai dengan gambar poster, rambu lalu lintas dalam bentuk gambar dsb.

F. Media Komunikasi

a. Pengertian dan Fungsi Media

Media komunikasi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mempermudah penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar, media komunikasi sangat berfungsi antara lain untuk:

 Mengkonkritkan pelajaran;
 Memperjelas informasi;
 Mempermudah penyampaian informasi;
 Mempersingkat waktu;
 Meningkatkan semangat belajar;
 Alat motivasi;
 Mengefektifkan proses belajar mengajar dsb.

 Keuntungan:

 Informasi dapat diterima sesuai dengan kenyataan;
 Dapat dimengerti keadaan/hasil yang sebenarnya;
 Informasi lebih jelas;
 Mudah cara pencapaiannya, dsb.

 Kelemahan-Kelemahannya:

 Biaya relative mahal;
 Kadang-kadang kejelasan suara kurang;
 Memakan tempat yang tidak sedikit;
 Perlu adanya waktu yang cukup.

b. Jenis-Jenis Media Komuniaksi

Menurut jenisnya media komunikasi seperti tersebut diatas dapat dikelompokkan dalam tiga macam, yaitu:

a) Media komunikasi berupa audio

Yaitu alat yang dapat didengar (alat yang dapat ditangkap melalui alat pendengaran). Contohnya: radio, tape recorder, telepon, dsb.

b) Media Komunikasi berupa Visual

Yaitu alat yang dapat dilihat (alat yang dapat ditangkap melalui alat penglihatan). Contohnya: surat, transparansi, chat, dsb.


c) Media Komunikasi yang berupa audio visual

Yakni alat yang dapat dilihat dan didengar. Contohnya: Televisi, Video bersuara, Film bersuara, Pertemuan, Wawancara (Face to Face), Kunjungan, dsb.

G. Proses Komunikasi

Pekerjaan kantor sangat beraneka ragam dan dilaksanakan oleh semua pegawai secara bersama dan teratur. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari aktivitas kantor, agar timbul pengertian dalam melaksanakan tugas dan dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Komunikasi merupakan proses penyampaian ide dan berita ke suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik.
Proses komunikasi terdiri dari unsure komunikaotr, message, jalur pesan, komunikan, dan umpan balik.

Langkah-langkah proses komunikasi:

• Komunikator yang menjadi sumber pesan;
• Membuat sandi atau menyandi (encoding). Komunikator harus melakukan proses pembuatan sandi yang menerjemahkan gagasan ke dalam serangkaian tanda sistematis yakni ke dalam suatu bahasa yang menyatakan maksud komunikator. Hasil dari proses pembuatan sandi adalah pesan atau lambang;
• Lambang disalurkan melalui suatu saluran (media);
• Penerima atau komunikan menguraikan sandi (decoding). Komunikan setelah menerima pesan maka penerima menguraikan lambang-lambang tersebut sehingga memberi arti atau makna;
• Umpan balik atau feed back. Hasil komunikasi dapat dilihat dari reaksi umpan balik. Umpan balik adalah tanggapan penerima yang memungkinkan komunikator untuk menentukan apakah pesan telah diterima dan menghasilokan tanggapan yang imaksud.




Contoh proses komunikasi yang sederhana:

Indra adalah sumber dari proses komunikasi yang disebut komunikator. Indra ingin menyampaikan pesan dari ibu guru kepada Helma. Kemudian langkah selanjutnya indra menyusun pesan tersebut ke dalam lambang atau perkataan yang dapat dimengerti. Proses ini disebut “encoding”, yaitu menyeleksi tanda atau ide untuk mengantar pesan kepada Helma sebagai komunikan. Indra menyampaikan tanda tanda itu melalui gelombang udara yang menjadi perantara. Bagian yang menerima Helma mendengar tanda tanda itu dan segera mengkode yaitu memberi arti tanda tanda itu, untuk menjadi pikiran yang berarti. Setelah pesan yang diterima sudah dimengerti sesuai dengan keinginan yang dikehendaki Indra, kemudian disampaikan kembali kepada indra yang disebut reaksi umapn balik (feed back).


H. Jenis-Jenis Komunikasi

1. Komunikasi menurut Lawan

Komunikasi ini dapat dibagi menjadi:

 Komunikasi pribadi (satu lawan satu)
 Komunikasi umum (satu lawan banyak, banyak lawan satu, banyak lawan banyak)
Komunikasi lawan banyak adalah komunikasi yang berhadapan langsung dengan komunikasi dalam arti jamak. Misalnya seseorang yang berpidato. Komunikasi banyak lawan satu misalnya, seorang terdakwa yang di depan para hakim, jaksa dan pembela. Komunikasi lawan banyak juga komunikasi umum misalnya komunikasi antara organisasi dengan organisasi.

2. Komunikasi menurut Jumlah

Komunikasi menurut jumlah dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
 Komunikasi perseorangan atau komunikasi pribadi;
 Komunikasi kelompok antar badan dengan badan atau organisasi dengan organisasi.
3. Komunikasi menurut Maksud

Komunikasi ini dapat digolongkan menjadi:

 Memberi perintah atau intruksi;
 Nasehat;
 Saran;
 Berpidato;
 Menganjur;
 Berunding;
 Rapat (Musyawarah);
 Pertemuan;
 Wawancara.

4. Komunikasi Langsung dan Tidak Langsung

 Komunikasi Langsung (Face to Face)
Yaitu komunikasi yang disampaikan secara tatap muka.
 Komunikasi tidak langsung
Yaitu komunikasi yang disampaikan tidak secara tatap muka, misalnya dipisahkan oleh jarak, tempat dan waktu.

5. Komunikasi Internal

Yaitu komunikasi yang dilakukan dalam lingkungan itu sendiri. Komunikasi internal dapat dibagi menjadi:

 Hubungan Tegak (Vertikal)
Proses penyampaian sesuatu warta dari pihak pimpinan kepada para pegawai maupun dari pihak bawahan kepada pimpinan. Hubungan vertical ke bawah berwujud perintah dan petunjuk.
 Hubungan Datar (horizontal)
Hubungan datar (horizontal) adalah hubungan di antara para pejabat atau satu jenjang pada organisasi.

Apabila proses ini berlangsung dengan baik, hubungan pribadi di antara dua orang akan menjadi akrab. Ini akan memperbesar semangat kerja sama yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Kebaikan perintah lisan, yaitu:

• Atasan dan bawahan saling mengenal;
• Yang kurang jelas bias ditanyakan langsung kepada atasannya;
• Hubungan pribadi lebih akrab;
• Memperbesar semangat kerjasama;
• Perintah dan Tanggungjawab lancer;

Penggunaan perintah lisan:

• Yang diperintahkan tugas yang sederhana;
• Yang diperintah pernah menjalankan perintah lisan dan berhasil;
• Tugas tersebut akan lebih cepat terselesaikan.

I. Prinsip Dasar Proses Informasi dalam Komunikasi

Komunikasi adalah sadar dari setiap usaha antar manusia untuk menyampaikan informasi atau cara pemberian tugas agar diselesaikan dengan system:

• Prinsip menggunakan cara informasi yag paling mudah
Komunikasi akan lancer apabila ada reaksi mengenai informasi yang telah disampaiakan dengan kata-kata yang tidak berbelit-belit.

• Prinsip menggunakan alat komunikasi yang sederhana
Alat komunikasi dengan cara yang sederhana dengan menggunakan surat menyurat, telepon atau berbicara langsung. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi langsung yaitu komunikasi tatap muka.






DAFTAR PUSTAKA


Rambe, Samsir, B. Sc. “ Etika Komunikasi” Penerbit Angkasa Bandung
Read More

HINOMARU






Bendera Jepang (Nisshōki 日章旗 atau Hinomaru 日の丸 "cakra surya" dalam bahasa Jepang), memaparkan cakra besar berwarna merah di bahagian tengah di atas bidang warna putih.
Legenda mengatakan bahwa bendera ini berasal dari zaman invasi Mongolia ke Jepang pada abad ke-13. Dikatakan bahwa seorang bhiksu Buddha, Nichiren, mempersembahkan bendera matahari ini seorang Shogun yang mempunyai upaya untuk mematahkan serangan Mongol. Lambang matahari ini pernah dijumpai di kipas berlipat yang dibawa oleh para samurai semasa pergelutan kuasa di antara klan Taira dan Minamoto. Ia juga sering digunakan di panji-panji militer semasa Era Sengoku pada abad ke-15 dan abad ke-16. Kerajaan Shogun Tokugawa (1603-1867) menetapkan penggunaan bendera ini untuk kapal-kapalnya sejak awal tahun 1600. Pada pertengahan abad ke-19, kerajaan-kerajaan shogun yang lain mengarahkan semua kapal Jepang untuk membuat perkara yang sama.
Berkas:Japanese empire flag.png
Bendera yang digunakan sewaktu Perang Dunia II
Semasa era Pemulihan Meiji pada tahun 1868, bendera ini dianggap sebagai bendera kebangsaan. Walaupun ia telah digunakan di lautan sejak 1870, penggunaannya di darat hanya menjadi resmi pada 13 Agustus 1999. Variasi terkenal bendera ini menunjukkan matahari dengan 16 sinar merah, digunakan oleh angkatan bersenjata Jepang sehingga akhir Perang Dunia II. Bendera ini kini digunakan oleh Angkatan Laut Jepang.
Read More